Kelas 58-an (
piston 58 mm, red) dengan klep bebas, jadi andalan motor Yamaha Crypton garapan Irfan Fauzi. Ramuannya cukup simple, tapi bisa mengasapi lawan sampai berkali-kali. “Seingat saya motor ini cuma kalah lima kali,” buka Pi’eng, sapaan akrab si mekanik.
Sempat beberapa kali kecot (rusuh, red) perkara pengapian dianggap tidak standar. Pi’eng berani buka-bukaan. CDI standar yang nemplok pada rangka tengah motor ini sempat dipertaruhkan. Tetapi sang lawan malah pulang tanpa perlawanan.
Racikan bengkel 110 Performance sebenarnya hanya mencapai sekitar 145 cc. Hal ini didapat dari penghitungan volume silinder dengan bore 58,5 mm dan stroke 54 mm. Langkah piston segitu didapat setelah big end di kruk as digeser maju 2 mm.
Selanjutnya rasio kompresi dipatok 10,2 : 1 agar aman pakai Pertamax Plus.Tidak terlalu tinggi memang. Makanya motor ini agak lambat di tarikan bawah. Tapi atasnya cuy, melesat cepat hingga mencapai top speed.
Sebagai pengatur masuknya udara dan bahan bakar ke ruang bakar, pria berusia 26 tahun ini menjejalkan klep milik Bajaj Pulsar 180DTS-i dengan ukuran in 30 mm dan ex 26 mm. Kinerja klep dimaksimalkan dengan kem durasi 280. “Kalo detailnya masih rahasia, ukuran kem masih dalam tahap riset. Hehe..,” tuturnya malu.
Karburator sebagai penyuplai kabut bensin juga pegang peranan penting. Tapi, tanpa asupan udara yang pas, pembakaran tidak akan maksimal. Nah, karbu Kawasaki Ninja 150 RR berventuri 28 mm, dianggap mumpuni menggodok keduanya. Settingan spuyer menyesuaikan permintaan mesin. “Pilot jet dan main jet pakai ukuran 48/130,” jelasnya. tunner yang gerainya beralamat di Jl. Margasari Raya, Cimone, Tangerang.
(www.motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan: Hydra 60/80-17
Ban Belakang: FDR Drax 50/90-17
Koil: YZ-125
Knalpot: RC3