Kawasaki Ninja 150 2010 Jogjakarta, Caplok Pengapian 4SS Motor Bisa Tembus 7 Detik




Kawasaki Ninja 150 korekan tim OTD Racing Team Jogjakarta ini tembus 7,0 detik di trek lurus 201. Best time itu didapat kala bermain di kelas Sport 2-tak Tune up 155 cc di Semarang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Nugroho yang lebih tenar dengan panggilan Potter, peracik motor yang dipacu Muslih Wuri dan Eko Sulistyo ini. “Rahasia seting, terletak di sistem pengapian sudah dirombak total demi hasilkan kinerja mesin yang optimal,” beber Potter.
Sistem pengapian aplikasi dari Yamaha YZ 125. Mulai dari magnet, sepul sampai pada koil pengapian. Menurut mekanik berkaca mata ini, part milik special engine (SE) bikin start menjadi lebih responsif.
Begitu juga dukungan api kala di putaran tinggi. Mungkin, karena karakter YZ 125 yang juga memang cocok buat di putaran tinggi. Jadi, part SE berkode 4SS tersebut diyakini mampu mengantarkan mesin lebih cepat menggapai putaran tinggi. “Bobot magnet ini lebih ringan dibandingkan part yang lain, sehingga putaran mesin jadi ringan. Akhirnya, power bawah akan mudah diraih,” jelasnya.
Magnet YZ yang mempunyai diameter 75 mm memang cukup signifikan mendongkrak power di putaran bawah. Ini yang menyebabkan motor berkelir kuning ini bisa langsung melesat cepat selepas garis start.
Tidak ketinggalan, polesan dibagian port-port yang ada di silinder ikut mendongkrak performa mesin secara keseluruhan. “Untuk saluran exhaust, tingginya dipatok di angka 28 mm. Sedangkan saluran transfer, 42,2 mm,” jelas Potter dari Jl. Sari Rejo, RT. 06/47, Maguwoharjo, Sleman, Jogjakarta. (www.motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Karburator: Keihin PWK 38 mm
Ban depan: Eat My dast 50/90 x 17
Ban belakang: Eat my dast 60/80 x 17
Final gir: 13/36 mata
OTD Racing Team: 0856-4362-5050

Bore Up Yamaha Jupiter MX 135LC 2008 Jakarta, Yamaha Jupiter MX 135LC 2008 Jakarta,


 Kapasitas S 262 ccilinder Hingga



Melaju kencang dan tembus 32,11 dk/9.970 rpm
Standarnya diameter piston Yamaha Jupiter MX 135LC, hanya 54 mm. Katanya ketika dipasang seher 73 mm, engine MX ini masih punya jalur cairan pending radiator. Malah, Techno Tunner (TT) mengandalkan pacuan ini buat drag bike dan kerap jadi nomer satu saat lomba.
Kunci Jupiter MX agar bisa dijejalkan piston diameter 73 mm, ada di blok silindernya. “Blok silinder pakai merek Hi-Speed yang boringnya diganti. Boring pakai diesel Yanmar, yang punya diameter luar 79 mm. Dengan penggunaan boring ini, ruang air yang ada di blok jadi makin sempit. Tapi, kita dimaksimalkan. Namun, jalur air radiator yang menuju ke head silinder mesti ditutup. Pasalnya, klep gede aplikasi in 27 mm dan ex 23 mm. Sehingga, tidak mungkin kalau pertahankan jalur cairan radiator di head,” papar Hanasilim, Tuner TT.
Jalur air radiator head ditutup dukung klep ukuran gede
Aplikasi boring diesel ini, Han harus mengikis crankcase untuk dudukan boring. Lubang crankcase dibubut, sebesar diameter luar boring 79 mm. Dengan begitu, baut empat kaki enggak mesti digeser. Lanjut, untuk menutup jalur radiator yang menuju ke atas, Han pakai lem JB Weld. Lem ini, saat kering akan menjadi seperti besi. So, di bagian blok silinder, masih ada air radiator yang mengalir.
Didukung pompa radiator aftermarket buatan Jerman
“Untuk siklus air radiator, dibikinkan jalur baru. Dinding blok silinder atas-bawah dibobok, untuk dibikin nipel jalur air radiator,” jelas Han. Membantu memutarkan air radiator, MX pun dibekali pompa radiator aftermarket bikinan Jerman.Pendinginan air radiator, dimaksimalkan dengan menggunakan radiator kepunyaan Kawasaki Ninja 250R aftermarket.
Jalur air dibikin baru, caranya bobok dinding blok atas-bawah
Tak hanya usung piston 73 mm, MX ini juga naik stroke 4 mm. “Naik stroke 4 mm, berkat pen piston 2 mm. Paking blok tebal 5 mm dan head 0,8 mm, hasilkan perbandingan kompresi 12,2 : 1,” terang Han. Itu artinya, kapasitas engine Jupiter MX jadi sekitar 262,2 cc.
Lubang crank case dibubut mengikuti diameter luar boring
Sebelum penyempurnaan, Jupiter MX ini pernah didyno dengan power 32,11 dk/9.970 rpm dan torsi 25,19 Nm/6.980 rpm. “Targetnya bisa tembus power di angka 35 hp,” pede Han, yang buka workshop di Jl. Kembangan Baru, No. 33, Jakarta Barat. (www.motorplus-online.com)

Bikin Pentil Ban Tubeless, Pakai Pentil Ban Dalam Aja, Bro..


Terbukti lebih kuat di arena balap
Bagi sobat yang menggunakan ban tubeless, pentil bagian penting. Salah pilih pentil atau valve, bisa-bisa ban jadi mudah kempis. Malah, ada pentil murah yang tiba-tiba retak atau patah ketika digunakan. Selain bikin repot dan kesal, pentil yang patah juga bahaya bagi kesalamatan. Karena, ban akan kempis mendadak dan membuat tunggangan tidak stabil.
Agar tidak kesal dan bahaya karena salah membeli pentil, sobat bisa aplikasi tips yang biasa digunakan oleh tim balap. Tips ini gampang diterapkan dan terbukti lebih kuat dibandingkan pentil ban tubeless yang mudah ditemui di pasaran.
“Pentil yang biasanya dijual Rp 10 ribuan itu mudah retak dan patah. Di balap umumnya pakai pentil bekas ban dalam. Selain bikinnya gampang, usia pakainya lebih lama,” ucap Nico Julian Chandra, pembalap R9 Racing Team.
Untuk membuatnya, sobat harus siapkan ban dalam bekas dan gunting. Langkahnya, potong bagian pentil ban dalam menggunakan gunting. Potong melingkar mengikuti bentuk karet bagian pentil yang lebih tebal. Sisa karetnya berfungsi untuk menahan angin agar tidak keluar dari dalam ban.
Potong pentil mengikuti bulatan yang ada
Jika sudah terbentuk, sobat ambil sisa ban dalam yang tidak terpakai. Potong berbentuk lingkaran dengan diameter yang lebih kecil. Karet kecil ini untuk dipasang di bagian luar pentil setelah terpasang di pelek.
Proses pemasangannya seperti pentil biasa. Tapi ingat, karet bundar kecilnya dipasang di bawah ring dan mur yang ada di atas pentil. Jadi posisinya terjepit agar bagian ban tetap hampa.
Trik ini dipakai juga loh oleh tester ban FDR saat bertemu emplus di sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat.(www.motorplus-online.com)