Modifikasi Yamaha Mio 2011 Jakarta, Mangkujiwo Si 'Penopang Jiwa'


Mangkujiwo, begitu motor andalan bengkel Pemula Matic ini dinamai. Kira-kira kalau diartikan motor ini punya makna penopang jiwa. Memang berat beban yang dipikul motor ini. Makanya, Reno alias ‘Bibir’ yang jadi juru racik, tidak mau sembarangan membangunnya.
Motor yang kerap bermain di arena balap liar kelas matic 58 mm klep besar ini sendiri cukup bertaji. Sudah beberapakali lawan tanding yang dibuat keok. Makanya si Empunya motor juga cukup sayang dengan penopang jiwanya ini.
“Beberapa lawan di kelas 58 klep besar sudah dibikin keok. Terakhir mesinnya jebol waktu nyeting, sekarang sudah siap buat keluar malam lagi,” ucap mekanik yang bengkelnya di Jl. H. Usman, Kukusan, Depok, Jawa Barat.
Dalam racikan barunya yang sudah siap tampil ini, Bibir mengadopsi piston diameter Honda GL-Pro Neo Tech 58,5 mm (oversize 200). Masih sesuai dengan regulasi kelas matic 58 klep besar. Dengan penggunaan piston besar ini, bikin kapasitas mesin Mio membengkak menjadi 155,5 cc.
Durasi klep isap dibuat 267 derajat. Hitungannya membuka 26 derajat sebelum Titik Mati Atas (TMA) dan menutup 61 derajat setelah Titik Mati Bawah (TMB). Klep buang membuka 61 derajat sebelum TMB dan menutup 28 derajat setelah TMA. Jadi total durasi klep buang 269 derajat. Selain itu, agar putaran noken as bisa lebih lancar, lahernya diganti menggunakan produk Faito.
Satu lagi, agar buka-tutup klep semakin lancar, sepatu klep menggunakan model roller bukan model pelatuk seperti standarnya. Adopsi pelatuk klep Honda Blade yang telah dimodifikasi agar sesuai saat dipasang di head silinder Mio.
Penyembur bahan bakar ke ruang silinder, masih mengandalkan karburator standar yang dimodif. Venturinya direamer 26 mm agar semburan bahan bakar menjadi lebih deras. Mengakali beberapa bagian yang berlubang akibat reamer, ditambal menggunakan lem. Ubahan ini dianggap cukup untuk membuat Mio berlari di atas lintasan 500 meter.
Untuk bagian CVT, masih mengandalkan part standar. Namun untuk jalur roller dikeruk seperti yang dilakukan Jokowi pada sungai-sungai di ibu kota. Bukan untuk mencegah banjir seperti Jokowi, tapi Reno melakukan ini agar roller bisa bergulir lebih tinggi. Hasilnya tenaga motor di putaran atas bisa lebih oke. (www.motorplus-online.com)

Membuat Paking Mesin, Kalau Kondisi Darurat Bisa Pakai Kalender


Beda bahan tetapi manfaatnya sama
Mengisi waktu libur diakhir pekan, sobat bikers pasti banyak yang iseng mengoprek mesin tunggangan. Karena tidak terbiasa, ada saja barang yang lupa dibeli. Apalagi kalau toko spare part langganan tengah dilanda banjir. Jadi, ribet kan?
Salah satu part yang sering lupa adalah gasket atau paking. Paking punya fungsi untuk merekatkan dua bagian mesin agar tidak terjadi kebocoran. Nah, kalau pakingnya lupa dibeli bisa bahaya sob, pasti terjadi kebocoran di bagian mesin yang dipasang.
“Paking ada 3 macam, ada yang terbuat dari plat, kertas, dan karet. Kalau yang berbahan plat tidak mudah rusak dan bisa dipasang kembali. Model kertas yang rawan sobek saat dilepas,” jelas Rudiansyah yang mekanik RJ Motor di Jl. Raya Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
Gunting kertas yang sudah dipola sesuai bentuk dan ukuran
Dari pada pusing mikirin toko suku cadang yang kebanjiran, mending sobat cari alternatifnya. Untuk paking tipe kertas yang sering rusak, sobat bisa buat sendiri. Enggak sulit, cukup cari kardus bekas, atau kertas kalender yang sedikit tebal. Ini bisa digunakan sebagai paking darurat, sob.
Cara membuatnya juga cukup mudah. Sobat tinggal potong kertas tebal yang sudah disiapkan. Sesuaikan dengan bentuk dan ukuran part.
Untuk membuat pola sobat bisa menggambarnya menggunakan pulpen atau pensil. Atau, bisa juga dengan meletakan kertas di atas part lalu dipukul-pukul dengan kunci hingga kertas berbentuk seperti paking aslinya. "Kuat kok, tidak bocor dan berfungsi seperti paking pada umumnya," tutup Rudi. (www.motorplus-online.com)