Modifikasi Yamaha Mio Sporty 2008 Depok,


Yamaha Mio racikan Bill Motor Speed Shop (BMSS) ini, belum ada ‘obat’ alias lawannya diajang adu kebut treklurus malam hari. Belasan kali turun balap, belum sekalipun motor ini mencicipi kekalahan. Aihhhh....!!
“Sampai sekarang belum pernah kalah. Malahan pernah satu malam kita hatrick, menang tiga kali berturut-turut,” ucap Jon Ceper yang biasa jadi joki motor ini.
Penasaran dengan motornya, Bambang Winarko alias ‘Tablo’ mau buka-bukaan untuk motor yang diraciknya. Motor ini sendiri, biasa main di wilayah Jakarta Selatan untuk kelas piston 58 mm dengan klep standar.
Buat angkat performa motor sesuai ‘regulasi’, Tablo mengadopsi piston Honda GL-Pro Neo Tech oversize 150. Besar piston jadi pas 58 mm. Dikawinkan dengan stroke standar Mio yang 57,9 mm, membuat kapasitas mesin membengkak menjadi 152,8 cc. Dibulatkan menjadi 153 cc.
Klep masih menggunakan standar namun sudah sedikit dimodif. Tebal batang klep yang berada di dekat payung klep, dibuat lebih ramping 1 mm.
Tujuannya untuk meringankan kerja klep. Jadi, bisa teriak lagi di putaran atas. Karena rpm masih bisa naik lebih tinggi dengan bobot klep yang ringan. Selain itu, juga agar flow bahan bakar dan udara lebih besar masuk ke ruang bakar.
Di bagian head silinder, ikut dilakukan beberapa ubahan. Agar asupan bahan bakar semakin kaya, lubang isap dan buang dibesarkan. Lubang isap dibuat berukuran 21 mm, dan lubang buangnya dipatok 19,5 mm. Sudutsquish-nya ikut disesuaikan, menjadi 12 derajat.
Mengatur lamanya buka-tutup klep, durasi kem ikut disesuaikan. Kem in dibuat 276 derajat dan ex 273 derajat. Rincinya, klep isap dibuat membuka 41 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 55 derajat setelah TMB (Titik Mati Bawah). Sedangkan klep buang, membuka 52 derajat sebelum TMB, dan menutup 41 derajat setelah TMA.
Karburatornya masih standating-ting, tidak direamer. Untuk trek 500 meter, biasanya pakai pilot jet 45, danmain jet 120. Tapi, disesuaikan sama suhu saat main juga,” sebut mekanik yang bengkelnya di Jl. Markisa Raya, Cinere, Depok, Jawa Barat.
Di bagian CVT, dilakukan ubahan pada derajat puli jadi 13 derajat. Kampas kopling ganda, pakai merek SPS. Sedangkan roller, pakai yang beratnya 8 gram rata. Lewat kombinasi ini, power atas bawah tetap terjaga.
"Untuk pengapian, magnet dan koil masih pakai part standar pabrik. Tetapi CDI diganti pakai punya Yamaha Mio keluaran pertama," tambah Tablo sembari bilang katanya kurva pengapiannya lebih cocok buat pacuannya itu.
Penasaran? (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR Drax 50/90-17
Ban belakang : Mizzle 60/80-17
Knalpot  : Custom
Setang: SPS
BMSS: 0856-180-3020

Upgrade Performa New Honda Blade, Bisa Tembus 140 Km/jam!


Power tembus 13,47 dk saat didyno
Judul di atas bukan mengada-ngada. Tadinya Yudi Hermawan juga tidak menyangka kalau New Honda Blade keluaran 2012 miliknya bisa lari segitu. Padahal sebelumnya boro-boro bisa menyentuh 120 km/jam. Kini, Em-Plus sendiri sempat nyobain. Lari 125 km/jam, gas masih sisa banyak.
“Pertama bore up pakai piston 53 mm, larinya masih kurang galak dan rpm gak bisa teriak tinggi. Malah langsamnya tak stabil dan suka tersendat pas waktu gas dipelintir dalam,” tutur warga Calung VI, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat ini.
Pria yang juga PNS Pemda DKI ini curhat panjang lebar. Termasuk soal suara mesin yang terdengar agak kasar. Em-Plus pun menyanggupi untuk melihat dan memperbaiki settingan mesinnya.
Ketika bongkar head cylinder dan blok silinder, Em-Plus mendapati kem sudah kena papas sana-sini. Tetapi tampak kurang rapi. Lalu, dinding liner dan badan piston terlihat baret-baret.
Akhirnya diputuskan gedein volume silindernya sekalian untuk dijejali piston NPP buat Kawasaki Kaze oversize1,50 (54,5 mm) yang tinggi dome-nya diatur ulang sekitar 1,5 mm. Sehingga kapasitas mesin yang semula 122,6 cc melonjak  jadi 129,64 cc.
Penyesuaian dilakukan, diameter kubah dibesarkan sesuai diameter piston. Kubah head juga dikerok agar kompresi tak terlalu tinggi. Sementara kemiringan dan lebar squish dibikin mirip standar. Kala diukur, rasio kompresi mesin main di 9,7 : 1. Masih bisa deh minum Premium.
Kem lama diganti. Tapi, profilnya dibentuk ulang meniru kem Blade generasi lama pacuan MP4 yang ada di bengkel bubut FoutyOne yang beralamat di Jl. Tole Iskandar, di Depok. Tetapi tinggi angkatan kem dibikin hanya sekitar 6,3 mm.
Profil kem dibuat ulang buat dapatkan durasi lebih lebar. Sehingga asupan gas makin deras ke ruang bakar. Selain itu biar hasil pembakaran terbuang lancar. Itu masih ditambah dengan melakukan porting pada saluran masuk dan buang. 
Langkah berikutnya, venturi karbu standar digedein sedikit dengan cara dikorek mata bor. Lalu, spuyer diganti dengan yang lebih gede dari standar. Namun main jet-nya hasil rojokan dari bawaan karbu, karena kebetulan enggak dapat ukuran yang diinginkan. Sedang pilot jet pakai 35.
Silencer Nob1 New Mega Pro, lehernya custom
Selanjutnya, celah klep in dan ex masing-masing disetting 0,9 mm dan 0,10 mm. Knalpot free flow lama, diganti pakai hasil customSilencer-nya pakai produk Nob1 buat New Mega Pro, sementara leher knalpotnya hasil custom dengan diameter sedikit lebih gede dari bawaan motor. Pipa yang menuju ke silencer dibikin bertingkat dengan diameter lebih gede dari leher.
Pada sektor pengapian, CDI diganti pakai BRT Power Band untuk mengejar timing pengapian yang lebihadvance serta tanpa limiter. Busi pakai tipe iridium keluaran Denso dan koil diganti produk Protec Carspeed. 
Saat iseng-iseng didyno di bengkel Ultraspeed Jl. Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, power maksimum terukur sebesar 13,47 dk/ 9.170 rpm. Sedang torsi puncak tembus 10,99 Nm/ 7,713 rpm. Power dan torsi standar berdasarkan data pabrikan cuma 8,4 PS (8,45 dk) / 7.500 rpm, dan torsi 0,83 kgf.m (8,14 Nm)/ 5.500 Nm. Lumayan kan, naik 5 dk dan 1,18 Nm! (motorplus-online.com)
Torsi (Nm)

Rpm               Power (Hp)             Torsi (N-m)

5.500            3,576                        4,612    
6.000            7,844                        9,304    
6.500            8,856                        9,658    
7.000            10,45                        10,61    
7.500            11,53                        10,94    
8.000            12,28                        10,9    
8.500            12,94                        10,83    
9.000            13,46                        10,55    
9.500            13,41                        10,05    
10.000          12,9                          9,134    
10.500          11,56                         7,819

Honda Sonic, Langsung Menang Berkat Head CBR250R!



Honda Sonic yang didatangkan langsung dari Thailand ini, mampu membuktikan dominasinya. Tim JFK VincentÔÇÖs Marcelio AMS Oil asal Semarang, Jawa Tengah, menurunkannya di kelas Bebek Tune Up s/d 200 cc.

ÔÇ£Motor ini kita beli dari salah satu tim drag bike yang ada di Thailand. Baru pertama ini ikut kejuaraan drag di Indonesia,ÔÇØ buka Marlon selaku pemilik tim.

Kelas yang sebelumnya menjadi langganan Suzuki Satria F-150 untuk naik podium, kini mulai terusik dengan kedatangan motor yang aslinya hanya 125 cc ini. Meski pertama diadu, pacuan ini sudah langsung jadi yang tercepat dengan torehan waktu 7,394 detik di trek 201 meter.
ÔÇ£Terus terang, setingan motor ini dilakukan di Thailand. Kami diberikan manual book untuk perawatan dan penggantian komponen,ÔÇØ terang pria yang punya usaha pengolahan plastik ini.

Walau agak sedikit tertutup dengan teknologi yang dibenamkan pada motor itu, tetapi kita akan coba kupas lebih dalam. Sonic ini, mengandalkan kepala silinder dari motor sport Honda untuk gantikan kepala silinder aslinya.

ÔÇ£Untuk kepala silinder, pakai Honda CBR250,ÔÇØ tambah Barra Weda, joki tim yang ikut ambil motor ini di Thailand. Dengan aplikasi kepala silinder dari CBR250, diyakini pasokan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar semakin sempurna.
ÔÇ£Selain itu, jadi enggak perlu lakukan pembesaran katup isap dan katup buang,ÔÇØ jelas Barra. Kelebihan lainnya, head silinder CBR 250 terdapat dua kem yang masing-masing kem tersebut menggerakkan dua katup.

ÔÇ£Berbeda dengan yang ada pada Satria F-150. Tiap camshaft terdapat dua bumbungan yang masing-masing menggerakkan katup. Kalau di CBR250, satu kem menekan dua katup. Ini yang membuatnya lebih efisien,ÔÇØ sambung Fendi P. Novian rekan satu tim Barra.

Efeknya, jadi lebih efisien dari segi gesekan maupun bobot mesin. Akhirnya, membuat akselerasi lebih cepat digapai. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Piston: Hi-Speed
CDI: Sindengen
Pompa radiator: Mitsubishi
Koil: Denso5
 

Geser Timing Kem Honda CBR 250R, Ampuh Membuat Power Naik Sebanyak 2 dk



Bukan sulap bukan sihir. Hanya dengan geser timing buka-tutup kem expower Honda CBR 250R bisa terkoreksi hingga 2 horse power (hp). Itupun masih pakai kem standar loh, tanpa dibubut. Wahkok bisa ya?
Ini hasil riset bengkel Ultraspeed Racing (USR) di Jl. Panjang No.1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Dibuktikan pada CBR nopekgo milik Ferry dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang sudah dibore up jadi 300 cc pakai paket bore up Kawahara Racing berbahan nikasil.
Bila sebelum geser timing kem ex, saat didyno tembus sekitar 31,18 hp. Tapi, setelah digeser, langsung terkerek naik jadi 33,15 hp. “Bisa juga diterapkan pada CBR 250R standar. Sudah beberapa kali kami coba di motor konsumen, power bisa naik 1 – 2 dk,” beber Freedy Gautama, punggawa USR.
Torsi maksimum juga ikut terkoreksi, walau tak banyak. Yang semula terukur 29,16 Nm di putaran 7.181 rpm, naik jadi 29,54 Nm di putaran yang lebih rendah. Yakni 6.900 rpm. Tapi, kalau dilihat dari grafik dynonya, mulai dari rpm 7.100-an hingga 11.00 rpm, torsi berhasil terkoreksi lebih tinggi.
Trik ini kata Freedy sebenarnya warisan dari mantan chief mekanik USR, yakni Nico Suhardi. “Waktu masih sering ikutan balap, Nico terapin cara ini. Efek yang didapat selain power dan torsi naik, rpm bisa teriak lebih tinggi,” jelas Freedy.
Penggeseran timing buka-tutup kem ex yang dilakukan tak banyak. “Cuma geser 5° lebih mundur dari standarnya. Boleh juga sampai 10°. Tergantung dapat hasil yang maksimal di berapa derajat,” terang Opik, mekanik USR yang bertugas menangani mesin CBR 250 milik Ferry.
Ente penasaran kan pengen tahu timing buka-tutup kem ex-nya? Oke, kalau spesifikasi standar pabrikan, kem ex itu membuka 40º BBDC atau sebelum titik mati bawah (TMB) dan menutup di 0º TDC atau pas di titik mati atas (TMA).
Nah, oleh Opik timingnya digeser mundur 5º jadi membuka di 35º sebelum TMB. Otomatis, nutupnya ikutan mundur 5º, yakni jadinya menutup 5º sesudah TMA. “Geser timing kem ex-nya, dengan cara menggeser sedikit gigi sentrik kem ex-nya searah jarum jam,” tukas Freddy.
Tentunya gigi sentrik kem ex terlebih dulu dilepas. Namun sebelumnya ditandain posisi awal atau standarnya. Baru deh dipasang kembali lewat cara pemuaian sesak alias dipress, dengan posisi sudah digeser sekian milimeter. Untuk memastikan penggeserannya sudah sesuai atau belum, kem ex dipasang lagi di head silinder, lalu di-dial ulang.
Secara logika, bila bukaan klep ex lebih mundur, otomatis ledakan yang tercipta di ruang bakar tidak cepat terbuang. Sehingga tekanan mendorong piston ke bawah (TMB) masih kuat. Tapi begitu dilepas ke luar exhaust, lantaran menutupnya setelah TMA, maka gas buang lebih maksimal disalurkan ke exhaust. Makanya torsi dan powernya lebih nendang. Mau coba?  (motorplus-online.com)
Hasil dyno setelah geser timing kem ex

Rpm                    Power (Hp)                Torsi (N-m)

6.900                    28,63                        29,54    
7.000                    29,3                          29,53    
7.500                    31,08                        29,29    
8.000                    32,36                        28,66    
8.500                    32,89                        27,55    
9.000                    33,1                          25,95    
9.500                    33,15                        24,86    
10.000                  32,36                        23,02
10.500                  31,14                        21,18
11.000                  28,29                        18,33

Hasil dyno sebelum geser timing kem ex

Rpm                       Power (Hp)              Torsi (N-m)

6.900                    27,06                        28,08   
7.000                    28,71                        29,13   
7.500                    30,13                        28,6   
8.000                    30,81                        27,56   
8.500                    31,18                        25,99   
9.000                    30,55                        23,96   
9.500                    29,63                        22,33   
10.000                  26,03                        18,38
10.500                  19,9                          12,5

Intake Karbu Fino Buat Mio, Harga Sama Tapi Punya Kelebihan


Memperlancar aliran gas menuju ruang bakar bisa tempuh berbagai cara. Salah satunya porting polish. Tapi, mengeluarkan biaya lebih. Namun, banyak jalan menuju Roma alias banyak cara untuk perlancar gass speed dan CFM. Untuk Yamaha Mio series, bisa aplikasi intake manifold kepunyaan Yamaha Mio Fino.

Seperti yang dilakukan oleh Dody Irawan, pada motor besutannya Yamaha Mio Sporty untuk kebutuhan race. Intake manifold aplikasi kepunyaan Fino. 

ÔÇ£Bukan tanpa alasan, soalnya permukaan dinding dalam intake manifold Fino punya karakter lebih halus, jadi pasokan bahan bakar lebih lancar,ÔÇØ bilang Dody, panggilan akrab punggawa dari Spongebob Racing itu.

Soal pasang, tentunya enggak bikin ribet dan mesti jungkir balik kaki di kepala kepala di kaki. Pasalnya bentuk dan dimensi intake Fino hampir sama dengan Mio. 

Jadi tinggal bolt on. Harganya juga sama, kisaran Rp 98 ribu. Harga tadi berdasarkan part katalog Yamaha DDS yang ada di Jl. Letjend. Soeprapto No. 402 (Cempaka Putih), Jakarta Pusat.

ÔÇ£Bahan babetan dari kedua intake ini nampaknya juga beda. Kalau diperhatikan bahan intake Fino lebih bagus ketimbang Mio,ÔÇØ papar pria berambut sedikit gondrong yang stay di Jl. H. Sipin No. 1C, Ciledug, Tangerang Selatan. 

Harganya sama, tapi intake Fino punya banyak kelebihan, pilih mana?. (motorplus-online.com)

Modifikasi : Suzuki Satria 2011 Jakarta Durasi Kem Sengaja Dibikin Lebih Rendah




Dunia balap liar Jakarta Timur pasti tahu Suzuki Satria geberan Tompel. Sebelum dikalahkan Jupiter MX korekan Hawadis, dulunya bejaban. Untuk geber di trek 500 meteran, durasi kem dibuat rendah. Mirip korek jalanan.
Untung dari Fokus Maju Motor mematok durasi klep isap membuka 24 sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 50 setelah TMB (Titik Mati Bawah). Sedangkan klep buang membuka 49 sebelum TMB dan menutup 27 setelah TMA.
Kalau dijumlahkan, durasi klep isap hanya 254 dan klep buang 256°. Lumayan kecil untuk ukuran motor balap liar dengan trek 500 meter. Motor balap dengan trek lebih pendek aja rata-rata di atas 265 atau bahkan sampai 270°.
Mengakali durasi bukaan klep yang rendah, Untung kasih final gir yang berat. Gir depan 16 dan belakang 38. Selain itu juga diimbangi dengan rasio kompresi yang lumayan rendah. Agar napas mesin tidak mudah abis.Rasio kompresi hanya dibuat 11 : 1.
Karakter gir berat dan rasio kompresi rendah menguntungkan di balap liar. Napas mesin yang panjang cocok untuk trek 500 meter. Bandingkan dengan balap resmi dengan trek panjang hanya 200 meter.
Namun di balap liar kelas bebasan membolehkan kapasitas silinder didongkrak besar. “Untuk itu piston menggunakan milik Yamaha Scorpio yang 70 mm,” jelas Untung dari markasnya di Jl. Layur No. 24, Jakarta Timur.
Ukuran lubang pen seher Scorpio 16 mm. Pas dipadukan dengan setang seher Yamaha RX-Z yang terpasang. Maksud penggunaan setang RX-Z juga agar bisa menggeser posisi big end keluar banyak. Agar didapat strokeatau langkah seher 62 mm.
Kini kapasitas silinder lumayan bengkak. Jadi 238,5 cc atau digenapkan jadi 240 cc. Bengkaknya kapasitas silinder besar, dibutuhkan gas bakar yang gede juga. Untung pasang klep besar milik Suzuki Thunder. Ukuran klep isap 25,5 mm dan klep buang 22,5 mm.
Lubang isap dibuat 30 mm kemudian makin ke dalam membesar. Sedangkan lubang buang dibuat 25 mm sesuai dengan diameter lubang pipa knalpot yang dicomot dari merek AHM Malaysia.
Selain itu gas bakar diimbangi dengan karburator gede. “Dipilih Keihin PJ 34 mm. Pilot-jet 52 dan main-jet132,” jelas Untung yang juga ikut balap resmi.
Sektor pengapian terapkan CDI buatan BRT-Bintang Racing Team. Dipilih yang 24 step.
Untuk memindahkan power yang besar, kampas kopling dipasang 6 lembar. Kampas kopling aplikasi yang asli SGP. Ditekan per kopling RMG yang paling keras. (motorplus-online.com)

Upgrade Performa Honda Scoopy Pakai Premium Naik 3 Dk



Biasanya kalau menerapkan bore up gede, kompresi ikut dinaikkan sehingga harus pakai bahan bakar oktan tinggi. Efeknya, elektrik starter kadang jadi berat putarkan mesin dan aki gampang tekor.

Memang sih power dan torsi yang didapat bisa lebih besar. Namun untuk pemakaian harian, bisa cepat tekor tuh isi dompet dan repot juga kalau harus ngengkol saat mau hidupkan mesin.

Jika tak ingin seperti itu, boleh coba nih ramuan ala Em-Plus di Honda Scoopy keluaran 2010. Bisa juga diterapkan di BeAT atau Spacy karbu. Dijamin selain performa akselerasi melonjak banyak, bisa tetap pakai Premium dan elektrik starter normal kayak standar.

Bore up jadi 128,3 cc, pakai piston Kawasaki Kaze oversize 1,50 keluaran NPP (diameter 54,5 mm). Penyesuaian yang perlu dilakukan bila pakai piston ini, kepala piston mesti dibubut sedikit agar tak mentok head silinder. Tinggi bibir piston ke lubang pen bagian atas, disamakan kayak standarnya Scoopy/BeAT.
Sudut puli primer dibikin 13,5 derajat. Roller pakai 10 gram rata
Lalu, coakan klep juga agak digeser keluar, meniru coakan klep standar. Nah, agar kompresi tak terlalu tinggi, Em-Plus papas rata kepala piston. Trus di head dibuatkan nat tinggi 0,3 mm dan kubahnya digerus sedikit sebatas lubang busi.

Kemudian, lebar dan sudut squish disamakan kayak standar. Hasilnya, setelah diukur, rasio kompresi mesin berada di angka 9,6 : 1. Giliran porting-polish. Agar asupan campuran gas lebih deras ke ruang bakar dan pembuangan gas hasil pembakaran lebih lancar, saluran masuk dan buang dikorek sekitar 0,5 mm.

Selanjutnya main jet di karbu standar dinaikkan 2 step jadi 102 (standar 98). Sementara pilot jet tetap asli bawaan karbu (35). Knalpot diganti pakai produk Nob1 tipe Neo Silent yang pakai sekat di saringannya. Tapi, leher knalpotnya dicustom ulang mengikuti konstruksi atau tekukan leher standar. Itu guna mengejar torsi besar di putaran bawah.

Pada sektor pengapian, CDI diganti produk BRT I-Max 8 step untuk mendapatkan timing pengapian yang lebih advance dan putaran mesin yang lebih tinggi (tanpa limiter). Mapping pengapiannya mengikuti map ke-27 dari I-Max Super Pro. Kemudian, busi ditukar pakai tipe iridium keluaran NGK.
Karbu standar cuma naik main jet 2 step
Nah, untuk dapatkan akselerasi yang cepat dari bawah hingga atas, sudut puli primer diubah jadi 13,5º. Trus rollernya diganti lebih ringan 2 gram dari standar, Dari 12 gram jadi 10 gram. Per CVT diganjal 2 buah ring seher bekas.

Peningkatan performa diukur di atas mesin dyno DynoMite buatan USA. Power standar 6,6 dk/ 9.091 rpm, kini melonjak jadi 9,528 hp atau naik hampir 3 hp. Itu dicapai di putaran lebih rendah. Yaitu, 7.069 rpm. Torsi, dari 6,639 Nm/ 6.445 rpm melonjak jadi 9,598 Nm/ 7.069 rpm.

Lumayan kan? Itu masih pakai kem standar. Jika ganti pakai kem durasi tinggi untuk harian kayak Kawahara K1, power dan torsinya bisa melejit lebih tinggi lagi. Sudah Em-Plus coba, bisa tembus hampir 12  dk. Tapi, bahan bakar Pertamax dan rasio kompresi diset 10 : 1. (motorplus-online.com)
Hasil dyno

Rpm            Power (Hp)                Torsi (Nm)
5.500            3,712                       4,753
6.000            6,811                       7,90
6.500            8,13                         8,976
7.000            9,528                       9,598
7.500            8,85                         8,372
8.000            8,94                         7,963
8.500            8,835                       7,407
9.000            8,376                       6,627
9.500            8,126                       6,086
10.000          5,587                       4,01

Modifikasi : Yamaha Jupiter Z 2008 Depok, Lebih Pede dengan Bore Up Sampai 130 cc



Kencang dengan setingan baru
Melihat malangnya nasib Yamaha Jupiter Z yang teronggok di sisi bengkel, bikin hati Junaedi tersentuh. Alhasil, mekanik Emmsa British Auto Tech ini kembali membangunnya dengan spek yang berbeda.

Siapa sangka, motor yang dulunya sempat tidak diurus ini, sekarang bisa mempecundangi lawan-lawannya di adu kebut trek lurus malam hari dengan panjang lintasan 500 meter.

“Semuanya dibangun ulang dengan setingan yang berbeda. Setingan sekarang dibuat untuk main di kelas bebek 130 cc. Makanya semua disesuaikan,” ucap mekanik yang bengkelnya di Jl. Raya M. Yusuf, Depok, Jawa Barat.

Mengangkat tenaga mesin, piston standar digantikan dengan baru yang berdiameter 55 mm. Lebih besar 3 mm dibanding piston awal. Stroke dibiarkan standar, jadi isi silinder membesar menjadi 128,7 cc yang dibulatkan menjadi 129 cc.

Mengimbangi pembesaran ruang bakar, klep diatur ulang agar asupan bahan bakar semakin banyak. Klep in menggunakan klep berdiameter 28 mm, dan ex pakai 24 mm. Saluran masuk dan buang di kepala silinder juga dibesarkan. Ukuran dibuat sama dengan lebar payung klep isap dan buang.
Untuk mekanis buka-tutup klep, dibuat seragam antara isap dan buang di angka 276 derajat. Hitungannya, klep in dibuat membuka 33 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 63 derajat setelah TMB (Titik Mati Bawah). Sedangkan klep buang membuka 63 derajat sebelum TMB, dan menutup 33 derajat setelah TMA.

Kepala silinder juga mendapat ubahan, selain dipapas sebanyak 0,7 mm, sudut squish juga diubah. Hasilnya, kini ‘Jupie’ racikan Juna bermain di angka kompresi 13,2 : 1. Dengan angka kompresi sebesar itu, kini motor wajib alias harus minum bensol.

Bagian pengapian juga tidak ketinggalan. Dibuat model total loss yang didukung dengan koil milik Yamaha YZ 125, dan CDI Vortex Prodrag. Mesinpun jadi lebih mudah mengais tenaga sejak putaran awal.

“Untuk bagian kopling, pakai bak milik Yamaha X1. Kampasnya adopsi kepunyaan Suzuki FR 80 agar lebih awet dan tidak mudah slip,” tambah Juna.

Usai mesin, giliran bobot jadi pertimbangan. Buat dapatkan bobot motor yang ideal, bagian rangka ikut dimodif. Rangka bagian belakang disunat dan diganti dengan rangka baru yang lebih ringan. Ukuran tangki dan jok ikut diciutkan agar motor semakin ringan.
 (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan: Corsa 50/90-17
Ban belakang: IRC 60/80-17
Knalpot: Joyo Racing
Setang: LHK
Sok depan: LHK

Motor Harus Dimiringkan, Agar Kopling Motor Drag Tetap Basah




Dimiringkan bukan buat gaya-gayaan
Brother yang doyan lihat balapan lurus, terkadang lihat para joki memiringkan motor sebelum start. Contohnya seperti foto di atas. Itu bukan bergaya biar kelihatan unik. Tapi, ada alasannya teknisnya kenapa tunggangan dimiringkan.

“Untuk basahin kopling. Oli mesin untuk motor drag enggak sepenuh motor road race atau harian,” ujar Andi Makhrizal, juru korek drag tim JFK Vincent (JV), Jakarta Pusat.

Tuh, dengar omongan Makhrizal yang juga menganjurkan supaya joki di tim JV memiringkan motornya. Tapi, perhatikan ke arah mana motor dimiringkan.

Kuda besi balapan lurus, sedikit direbahkan ke arah kiri jika dilihat dari depan motor. Sebelah kiri motor ada bagian kopling kuda besi.

“Volume oli motor drag enggak sampai 500 ml. Dengan jumlah yang sedikit, memungkinkan kampas kopling enggak dicelup 100% sama oli. Maka itu harus dimiringkan,” ujar Makhrizal.

Pengisian oli mesin yang hanya maksimal 500 ml, itu karena motor drag dipakai tak sampai 10 detik sekali start. Kalau diisi penuh, enggak banyak manfaatnya.

Memang, kopling motor untuk produksi massal di Indonesia mayoritas kopling basah. Transmisi direndam pelumas. Motor yang dipakai drag sendiri standarnya butuh volume oli 800 ml atau 1.000 ml.

Kebayang, kan pas mesin motor dipakai drag dengan pelicin hanya 500 ml? Kalau kampas kopling enggak dilumasi 100%, kampas akan selip. Kalau sudah selip, akselerasi saat motor melesat dari garis start bisa tertahan. Akibatnya, catatan waktu terbaik enggak bakalan bisa dibikin tuh. “Kurang pelumas, lama-lama kampas kopling bisa hangus,” tutup Makhrizal.
(motorplus-online.com)

Suzuki Satria F-150 2008, Juara Kelas 200 cc Karena Main Kompresi 13,8 : 1


Juara 1,2 & 3 kelas bebek 200 cc di event drag bike Gresik, Jawa Timur
Berdasarkan teori itulah tim Lembu Speed Conk’s asal Sorong, Papua mempercayakan racikan Suzuki Satria F-150 miliknya ke mekanik andalannya. Yaitu, Fauzan Rozi yang buka bengkel di Malang, Jawa Timur.
Permintaannya hanya mengubah beberapa bagian di Satria F-150 untuk bertarung di kelas 200 cc. “Ubahan utamanya, pada ubahan rasio kompresi mesin jadi 13,8 : 1. Itu agar tenaga yang dihasilkan menjadi besar,” tutur mekanik asal Kera Ngalam alias Arek Malang ini.
Kompresi ini dihasilkan dari piston merek LHK diameter 72 mm. Buat kejar kompresi itu, dome pistonnya dibikin 1,5 mm. Lalu, posisi pinggir piston dibikin mendem 0,8 dari bibir blok silinder.
Lewat piston ini, kini volume silinder bengkak jadi 198,5 cc. Dibulatkan jadi 199 cc. “Perpaduannya dengan klep milik Suzuki Thunder yang mempunyai diameter 24 mm. Sehingga tenaga di putaran tengah hingga atasnya, lebih jalan,” urai makanik berambut cepak ini.
Nah, dengan kompresi 13,8 : 1 tadi, durasi kem juga diperhitungkan. Supaya kinerjanya bisa maksimal, kem indipatok 268 derajat dan 266 derajat buat ex. “Hanya, butuhkan nafas yang lebih panjang dengan ubahan itu,” terangnya.
Nah, makanya buat cari torsi bawah lebih besar, magnet standar diganti pakai lempengan besi bobot 450 gram. “Lewat cara ini, power pun akan terasa di kitiran mesin 9.000 - 12.000 rpm,” bilangnya.
Menemani power dan torsi besar, Conk sapaan akrab Fauzan juga mengganti kampas bawaan motor. Mencomot kampas milik Suzuki TS, kampasnya lebih ‘gigit’. Jadi, untuk perpindahan gigi, power enggak banyak yang terbuang.
Terakhir, karburator disumbang merek Keihin PWK 35 dengan perpaduan pilot jet 50 dan main jet 122. “Ketemunya githu,” tutup Conk sembari menunjukkan piala juara 1,2,3 di event drag bike Gresik, Jawa Timur minggu lalu. (www.motorplus-online.com)

Awas, Per Kopling Loyo!



Per kopling ganda bisa menjadi biang keladi masalah
Ada penunggang Honda Vario yang mengeluhkan kondisi CVT berisik saat mesin dipanaskan pada pagi hari. Selain berisik, gejala ini juga disertai getaran di area CVT. Umumnya terjadi saat putaran mesin rendah. Saat mesin bergangsing tinggi, gejala seperti hilang.

“Ini memang masalah yang sering dialami para pengguna Vario. Banyak pelanggan saya yang mengeluhkan masalah ini,” ucap Dedi Rahmat yang mekanik Wah’ny BR Speed.

Masalah ini biasanya lebih banyak muncul di motor yang usia pemakaiannya lebih dari satu tahun. Part-part di dalam CVT biasanya sudah mulai aus, salah satunya per pengikat kopling ganda.

“Per kopling ganda bisa menjadi biang keladi munculnya suara kasar disertai getaran di bagian CVT. Ini karena per sentrifugal sudah mulai loyo,” tambah mekanik yang bengkelnya di Jl. Raya Parung Serab No. 3C, Depok, Jawa Barat.

Pakai per variasi dengan kekerasan 1.500 atau 2.000 rpm

Karena sudah mulai loyo, saat putaran mesin rendah, per tidak bisa mengikat dengan kuat kampas kopling ganda. Padahal di rpm rendah kampas kopling belum mengembang, sehingga muncul suara berisik dan getaran di area CVT.

Solusinya, sobat yang mengalami masalah ini bisa mengganti per kampas kopling ganda dengan yang lebih keras. Ini agar kampas kopling ganda tetap mengikat kencang saat gasingan mesin dalam rpm rendah.

Sobat bisa menggunakan per kampas kopling ganda variasi yang banyak tersedia di pasaran. Gunakan per yang memiliki nilai kekerasan 1.500 atau 2.000 rpm.

“Alternatif lainnya bisa menggunakan per kampas kopling ganda milik Honda Astrea Grand. Pernya lebih keras dibanding milik Vario. Harganya juga murah, hanya Rp 10 ribu untuk satu setnya (3 buah per)," tutup Dedi.(www.motorplus-online.com)

Keruk Puli Buat Dongkrak Putaran Atas



Gunakan pisau keruk agar jalur roller landai dan rata
Edisi lalu, pada tulisan angkat akselerasi Yamaha Mio, sempat disinggung sedikit tentang teknik ‘keruk’. Yup, ini salah satu cara yang banyak dilakukan mekanik, untuk meningkatkan tenaga skubek di putaran atas.
Menurut beberapa mekanik yang kerap melakukan teknik ini. Nama keruk diambil karena proses pembuatannya yang harus mengeruk bagian rumah roller. Nah, buat sobat yang penasaran dengan proses pengerjaannya, monggo disimak.
“Prinsip pengerjaannya, yakni membuat roller mengangkat lebih tinggi pada jalurnya. Makanya, ada sedikit modifikasi yang dilakukan pada rumah roller,” ucap Reno Anggra yang mekanik bengkel Pemula Matic di Jl. H. Usman, Kukusan, Depok, Jawa Barat.
Kalau dilihat pada rumah roller atau puli standar. Jalur main roller hanya sedikit, tidak full sampai atas. Padahal, masih ada ruang yang bisa dimaksimalkan agar roller bisa mengangkat lebih tinggi. Makanya, banyak mekanik yang mengakalinya dengan teknik mengeruk.
Jalur main roller jadi lebih tinggi
Caranya, sobat harus membuat alat keruk menggunakan pisau bubut yang disesuaikan ukurannya dengan jalur roller. Jika sudah ada, sobat tinggal mengeruk lapisan jalur roller hingga landai.
“Agar proses keruk bisa lebih cepat, sobat bisa menggunakan bor tuner untuk mengikis bagian yang lebih tebal. Setelah itu, baru lanjutkan proses keruknya dengan pisau yang telah dibuat,” tambah mekanik yang juga mantan joki drag bike ini.
Tapi, harus diingat sob! Penggunaan mata bor tuner hanya direkomendasikan di awal proses pengerjaan saja.Finishing tetap menggunakan mata pisau keruk. Ini untuk menjaga agar jalur roller tetap landai, sehingga roller bisa naik turun dengan sempurna. (www.motorplus-online.com)