Gigi Rasio Jupiter MX 135 LC, Jadi 6 Speed



Tinggal pasang, tak perlu penyesuaian
Ada yang menarik buat penyuka akselerasi Yamaha Jupiter MX 135 LC. Jika pacuan sobat masih mengusung 5 tingkat percepatan, sekarang bisa dibuat menjadi 6 percepatan. Yaitu, lewat gigi rasio dari Faito ini.

Mau tahu perbandingan tiap mata gigi yang diusung? Gigi I, 13/34 mata. Gigi II, 14/25 mata. Gigi III, 19/26 mata, Gigi IV, 21/25 mata. Gigi V, 21/22 mata dan Gigi VI pakai 22/21 mata.

Part yang dijual Rp 2,5 juta ini sudah termasuk shift drum. Jadi, tergolong bolt on alias tinggal pasang saja. Sobat bisa andalkan part performa ini buat harian atau buat balap. Lebih jelasnya, silakan kontak PT Faito Racing Indonesia di telp. (021) 439-00725

Rotor Magnet YZ125 di Yamaha Jupiter-Z, Lebih Murah Dan Presisi


Meski mahal, magnet spesial engine (SE) YZ125 masih jadi andalan di road race atau drag bike. Dengan bobot dan lingkar luar lebih kecil agar putaran mesin jadi ringan.

ÔÇ£Cuma kalau magnet YZ125 hasilnya kadang enggak presisi dan nggak stabil waktu berputar. Makanya saya bikin rotor dari besi khusus yang kemampuannya setara itu,ÔÇØ ujar Hawadis dari HDS Racing di Jl. Swatirta 28, RT 17/09, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Rotor magnet buat Yamaha Jupiter-Z, bentuknya lempengan bundar setebal 12 mm. Tidak seperti mangkuk layaknya YZ125. Tapi, kalau diukur diameternya, antara magnet YZ125 dan produk bikinannya hampir sama.

Yaitu, 75 mm. Kelebihan magnet ini bukan cuma murah, tapi proses bikinnya menggunakan mesin CNC (Computer Numerical Control). Jadi, lebih rapi dan presisi.
ÔÇ£Rotor magnet tersedia buat Jupiter-Z kelas 125 cc dan 110 cc. Untuk 125 cc, bobotnya 450 gram, 110 cc, antara 250-300 gram. Cuma, di rotor magnet 110 cc ada lubang pengurang bobot sekaligus balancer,ÔÇØ tunjuk Hawadis yang bilang part ini dipakai motor Hadi Wijaya dari R9 Racing Team saat tarung di PARRC Seri-1 Sepang, Malaysia. Hadi juara 2 race 1 dan race 2.

Rotor magnet dengan panjang tonjolan pick-up coil sekitar 39 mm, ternyata mudah diaplikasi juga diseting menggunakanan komponen pengapian aftermarket. Contohnya bila pakai CDI BRT Power Max atau produk lain yang sistem DC.

Pasang pulser yang baru juga dihitung masak-masak. ÔÇ£Yang pas buat pulser ada di baut pegangan tensioner bagian bawah. Kita juga sudah siapkan adaptornya dan tinggal pasang,ÔÇØ lanjut pemilik nomor HP 0813-1979-2999 yang jual part ini seharga Rp 700 ribua

Yamaha Jupiter-Z, Spek Road Race Turun Drag Bike



Unik memang yang dilakukan tim Ultraspeed Kawahara Protec, saat turun drag bike di sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, akhir bulan lalu. Uniknya apa sih? Tim ini ikutan kompetisi drag bike dengan spek motor road race. Namun, di kelas Bebek 4-tak Tune up 130 cc, Yamaha Jupiter-Z ini menyabet podium pertama.

ÔÇ£Basic motor balap kan sama saja. Bedanya kalau drag enggak utamakan endurance dan road race harus perhatikan ketahanan,ÔÇØ bilang Nicko Suardi, mekanik yang kebagian seting. Nah, berbekal filosofi tersebut, Nicko terapkan di motor yang kala itu dibesut Musa Ucrit.

Spek besutan road race, didapat Nicko lewat aplikasi piston 55,25 mm dan stroke 54 mm yang pinggirnya dibikin mendem 0,5 mm. Kombinasi ini menghasilkan rasio kompresi 13,2 : 1. Dengan kapasitas silinder jadi 129,39 cc atau dibulatkan jadi 130 cc sesuai regulasi.

Untuk mendorong klep in 28 dan ex 23 aplikasi kem dengan durasi extra tinggi. In dan ex dibuat sama, 282 derajat. Hal ini bikin klep in membuka 35 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 67 setelah TMB (Titik Mati Bawah). Sedangkan katup buang membuka 64 derajat sebelum TMB dan menutup 36 derajat setelah TMA. 

ÔÇ£Agar enteng, per klep pakai yang tidak terlalu keras menggunakan part yang masih dalam tahap riset,ÔÇØ cetus Nicko panggilan akrabnya.
Kuncian spek road race bisa ngacir di trek lurus, terdapat dimaping pengapian yang dibikin Nicko. ÔÇ£Api dibikin meletik 38,5 derajat sebelum TMA. Caranya tinggal maping di CDI Kawahara yang sudah programable,ÔÇØ terangnya. Ini bedanya spek road race dan drag bikes.

Untuk berlari 201 meter, dicangkok rasio gigi 1 14/34, 2 18/30, 3 21/28 dan 4 23/26 mata. Final gear 13/33. Saat dynotest power terbaca 24 dk dan torsi 18 Nm. Peak power ada digasingan 12.180 rpm. Untuk mulus saat pindah gigi, Mycron diseting menyala di gasingan 13.000 rpm, limiter dibikin di 14.500 rpm.

Saat dibesut Musa Ucrit di Sentul dengan jarak 201 meter tembus 8,41 detik. ÔÇ£Saat start, engine harus dalam kondisi pas. Suhu optimal engine 80 derajat untuk siap diajak race,ÔÇØ bilang Nicko dari Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 42 Ciledug, Tangerang. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Sok belakang: YSS Hybrid
Knalpot: AHM
Koil: Protec Carspeed
Pelek: Kawahar

Monita,Antara Modelling & Balap Lurus



Penampilannya kalem, bahkan terkadang cenderung malu-malu. Namun,kalau sudah berada di atas motor sport, seperti Kawasaki Ninja 150, atau Yamaha RX-King, dan berada pada lintasan kebut lurus 201 meter, walahnya langsung berubah beringas.

Ismonita Permatasari namanya, bakalan pelintir gas sedalam-dalamnya untuk melesat kencang dan memperoleh time bagus. Gak heran gadis kelahiran 1 April 1998 lebih mudah dijumpai pada kompetisi drag bike, ketimbang di mal.

Di situ, siswi SMK 4 Jogja jurusan kecantikan ini, terbiasa berlaga pada kelas open sport 2-tak. Tidak heran pula bila ke sekolah terbiasa menunggangi Suzuki Satria F-150.

Monita begitu sapaannya lebih menyukai pelintir gas motor sport, ketimbang pelintir gas matik alias skubek. “Lebih menantang. Karena pakai kopling. Kalau skubek cuma gas rem, kurang seru,” alasan dragbiker tim Permata Wijaya.

Ke depan, kiprah melintir gas di kompetisi kebut lurus itu diyakini akan berkembang. Bahkan mau lirik kompetisi lain. “Rencananya mau coba road race.” Yang selalu menarik, Monita ini tetap bisa tampil modis, walaupun di tengah bau asap knalpot, pun panas terik matahari. Maklumlah sebelum doyan kebut lurus, dia juga pernah berkiprah di dunia modeling pula. Pantesan

Dunia Drag Bike Kehilangan Stevanus Nawier



Almarhum saat masih bersama Eko Codox.
Umur menjadi rahasia Tuhan. Stevanus Nawier (29), mekanik drag yang juga adik kandung Eko Kodok, pembalap Drag asal Semarang, Jawa Tengah, meninggal, Minggu dini hari (29/9) di RSU Ketilang, Semarang, Jawa Tengah.

Almarhum dan Eko sejatinya sedang menyiapkan motor untuk turun di event Drag di Sragen, Jawa Tengah. “Malamnya saya sudah bilang nggak sreg motor bebek itu turun. Mending tinggal di rumah. Tapi beliau bilang sayang kalau nggak dipakai. Eh.., Dia langsung coba menyeting motor itu lagi,” terang Eko kodok.

Biasanya kalau seting motor dilakukan paling banyak 2 kali tes sudah beres. “Tapi pas tes kedua kali selesai, tahu-tahu balik lagi dan katanya mau coba sekali lagi. Begitu saya tunggu di tempat finish, lihat dari jauh kok motornya seperti terlempar,” sedih Eko mengingat peristiwa itu.

Sebelumnya jenazah disemayamkan di rumah duka The Hills Tamansari, Blok B6 No. 15, Semarang. Lalu dimakamkan di TPU Dadapan, Tembalang, Semarang. Semoga arwah almarhum diterima di sisi-Nya. Amin